Manfaatkan pelemahan Rupiah, JK minta ekspor terus digenjot
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyadari pergerakan pasar saham dan nilai tukar Rupiah sangat tergantung berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun global. Hal ini telah terbukti dengan melemahnya nilai tukar Rupiah beberapa waktu lalu yang hampir menyentuh angka Rp 13.000 per USD, padahal kondisi perekonomian Indonesia sedang stabil.
JKmenyebut, terpuruknya nilai tukar Rupiah berkaitan erat dengan bangkitnya perekonomian Amerika Serikat. Namun demikian, pelemahan nilai tukar Rupiah tidak perlu dikhawatirkan karena juga mempunyai keuntungan untuk Indonesia.
"Saya ingin mengatakan Rupiah itu harus dilihat dua sisi. Sisi impor dan ekspornya. Kalau Rupiah melemah sedikit, itu berarti memperbaiki defisit kita. Defisit kita pasti menurun itu. Kalau terbalik maka bahaya," tutur JK usai menutup perdagangan pasar saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/12).
Pelemahan nilai tukar Rupiah harus dimanfaatkan dengan meningkatkan kegiatan ekspor. Ke depan, JK menegaskan, pemerintah juga akan memperketat kegiatan ekspor agar memberi nilai tambah bagi negara, yakni dengan menggunakan Letter of Credit (LC).
"Ya naikkan ekspor. Silakan ekspor tapi harus ekspor lewat L/C biar devisanya masuk, supaya lebih disiplin perdagangan kita sehingga kemudian pajak akan lebih baik," tutupnya.
[idr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar