Hadapi pasar bebas ASEAN, JK minta BI turunkan suku bunga
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan tingkat suku bunga yang berlaku di perbankan Indonesia. Meski regulasi perbankan kini berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) namun tingkat suku bunga perbankan masih mengacu pada BI Rate atau suku bunga acuan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter Indonesia.
Permintaan JK untuk mengoreksi suku bunga tersebut berkaitan dengan akan dibukanya pasar bebas ASEAN akhir 2015 mendatang. Oleh sebab itu, tingkat kompetisi pasar Indonesia harus dipertimbangkan."Tahun depan kita akan masuki pasar bersama ASEAN yang membutuhkan persaingan yang lebih ketat lagi sehingga dibutuhkan suatu efisiensi yang besar, interest rate harus lebih kompetitif bunganya," ucap JK di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/12).
JK mengaku sudah mengajak bank sentral untuk menyamakan persepsi dan tujuan agar pertumbuhan ekonomi bisa merata di seluruh tanah air.
"Saya juga sudah bicara dengan BI secara intensif kemarin bahwa mari kita mempunyai tujuan yang sama, yaitu gross targetting, pertumbuhan yang merata targetnya, bukan hanya inflasi targetting. Inflasi dia penting tahu tapi lebih penting lagi implementasinya harus didudukan dalam situasi yang benar dengan keperluan yang benar," tutur JK.
JK menegaskan, pemerintah dan BI tidak hanya harus bekerja di sektor moneter saja. Indonesia harus bisa bersaing dalam hal efisiensi, termasuk dari sisi suku bunga.
"Kita tidak hanya bekerja di sisi moneter saja, itu sama dengan masa tahun 70-an 80-an, itu masa yang lalu. Kita sekarang harus bersaing dengan negara-negara yang lebih efisien," tegas JK.
Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia berada di angka 7,75 persen. Sementara, BI pernah menekan BI Rate hingga berada di level 5,75 persen.
[idr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar