PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
3. Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
3.1 Jenis-jenis
Inflasi di Indonesia
1.
Inflasi ringan adalah inflasi di bawah 10% per tahun
(Belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan
mudah untuk dikendalikan).
2.
Inflasi sedang adalah inflasi antara 10%-30% per tahun
(Belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang
berpenghasilan tetap.
3.
Inflasi berat adalah inflasi antara 30%-100% per tahun
(Sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan
lebih sayang menyimpan barang).
4. Inflasi
sangat berat adalah inflasi di atas 100% pe tahun (Mengacaukan kegiatan
perekonomian suatu negara dan sulit dikendalikan.
Tabel Inflasi
Nasional
Tahun 2009-2012
(2007=100)
BULAN
|
TAHUN 2010
|
TAHUN 2011
|
TAHUN 2012
|
TAHUN 2013
|
||||
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
|
Jan
|
118.01
|
0.84
|
126.29
|
0.89
|
130.9
|
0.76
|
136.88
|
1.03
|
Feb
|
118.36
|
0.3
|
126.46
|
0.13
|
130.96
|
0.05
|
137.91
|
0.75
|
Mar
|
118.19
|
-0.14
|
126.05
|
-0.32
|
131.05
|
0.07
|
138.78
|
0.63
|
Apr
|
118.37
|
0.15
|
125.66
|
-0.31
|
131.32
|
0.21
|
138.64
|
-0.1
|
Mei
|
118.71
|
0.29
|
125.81
|
0.12
|
131.41
|
0.07
|
138.6
|
-0.03
|
Jun
|
119.86
|
0.97
|
126.5
|
0.55
|
132.23
|
0.62
|
140.03
|
1.03
|
Jul
|
121.74
|
1.57
|
127.35
|
0.67
|
133.16
|
0.7
|
144.63
|
3.29
|
Agt
|
122.67
|
0.76
|
128.54
|
0.93
|
134.43
|
0.95
|
146.25
|
1.12
|
Sep
|
123.21
|
0.44
|
128.89
|
0.27
|
134.45
|
0.01
|
N.A
|
N.A
|
Okt
|
123.29
|
0.06
|
128.74
|
-0.12
|
134.67
|
0.16
|
N.A
|
N.A
|
Nov
|
124.03
|
0.6
|
129.18
|
0.34
|
134.76
|
0.07
|
N.A
|
N.A
|
Des
|
125.17
|
0.92
|
129.91
|
0.57
|
135.49
|
0.54
|
N.A
|
N.A
|
Tahunan
|
6.96
|
3.79
|
4.3
|
Analisis:
Makna
Inflasi adalah presentase tingkat kenaikan harga yang terjadi secara terus
menerus dan secara umum. Secara umum hitungan perubahan harga tersebut
tercakup dalam suatu Indeks harga yang biasa disebut Indeks Harga Konsumen.
Dengan menggunakan rumus ((IHK sekarang-IHKsebelumnya)/IHK sebelumnya) x 100%
maka akan diperoleh persentase tingkat inflasi.
Dengan
melihat table Inflasi nasional diatas menunjukan data Inflasi dan Indeks Harga
Konsumen dari tahun 2010-2013. Pada rentang waktu 2010 sampai dengan 2013 kita
lihat Inflasi tahunan paling besar terjadi di tahun 2010 sebesar 6,96%, hal ini
disebabkan salah satunya karena pada tahun 2010 Jumlah peredaran uang yang
meningkat diakibatkan oleh naiknya harga-harga bahan pokok,misalnya beras,
karena impor beras dari Vietnam mengalami penurunan. Sehingga harga beras naik
karena jumlah penawaran agregatifnya berkurang. Dan juga faktor impor minyak
dunia yang harganya naik mengakibatkan neraca pembayaran defisit bagi
Indonesia. Dengan neraca pembayaran yang defisit ini akan mengurangi kas negara
dan ini juga berpengaruh pada tingkat laju inflasi yang terjadi di Indonesia
pada tahun 2010.
Namun kemudian Inflasi di tahun 2011
turun sehingga mencapai angka 3,79% hampir turun setengahnya dari tingkat
inflasi di tahun 2010 hal ini terjadi karena koreksi inflasi volatile food
prices dan minimalnya inflasi administered prices. Rendahnya inflasi volatile
food prices terutama ditopang oleh pasokan yang terjaga, baik dari produksi
domestik maupun impor. Meski di tahun 2012 tingkat inflasi naik kembali namun
peningkatan tingkat inflasi ini tidak terlalu mencolok.
Apabila melihat kepada table tingkat
inflasi bulanan paling besar setiap tahun nya senada terjadi di bulan desember, Kenaikan laju inflasi pada bulan Desember
memang agak sulit untuk dihindari. Ini karena adanya Hari-Hari Besar Nasional
yaitu Natal dan Tahun Baru. Kedua momen ini selalu berhasil menaikkan angka
laju inflasi dengan signifikan karena pada kedua momen inilah terjadi kegiatan
konsumsi masyarakat yang tinggi. Artinya pada kedua momen ini masyarakat lebih
memilih untuk membelanjakan uangnya untuk membeli komoditas lain yang
non-pokok. Selain itu juga pada bulan Desember terdapat banyak diskon-diskon untuk
komoditas-komoditas busana yang semakin mempengaruhi masyarakat untuk melakukan
konsumsi akan komoditas-komoditas ini. Ini berarti uang yang beredar di
masyarakat lebih banyak digunakan keperluan konsumsi, sehingga uang yang
seharusnya bisa lebih diproduktifkan hanya digunakan untuk keperluan konsumsi
semata. Tingkat konsumsi masyarakat yang berlebih ini mempengaruhi laju
inflasi, khususnya pada detik-detik akhir bulan Desember
Sumber :https://www.academia.edu/5141261/PERMASALAHAN_EKONOMI_MAKRO
Tulisan 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar